BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Anak adalah titipan tuhan yang harus kita jaga
dan kita didik agar ia menjadi manusia yang berguna dan tidak menyusahkan siapa
saja. Secara umum anak mempunyai hak dan kesempatan untuk berkembang sesuai
potensinya terutama dalam bidang pendidikan. Namun seringkali kita melihat
perkembangan prestasi anak yang ternyata tergolong memiliki bakat istimewa. Setiap individu hendaknya mendapat
kesempatan dan pelayanan untuk berkembang secara optimal sesuai dengan
kemampuan, kecerdasan, bakat, minatnya, latar belakang dan lingkungan fisik
serta sosial masing-masing siswa maka kemajuan belajar siswa yang setingkat
(sekelas) mungkin tidak sama. Setiap
anak dipercaya memiliki bakat sendiri-sendiri. Namun bakat anak ini tidak bisa
langsung terlihat begitu saja. Karenanya orang tua harus mengenali dan memahami
bakat yang dimiliki anaknya. Dengan memahami bakat anak, akan lebih mudah dan
terarah dalam mengembangkannya.
1.2
Tujuan Penulisan
Adapun
tujuan penulisan Makalah ini adalah sebagai berikut :
2.
Memahami bagaimana
cara pengembangan bakat yang dimiliki Anak Berkebutuhan Khusus
1.3
Manfaat dan
Kegunaan Penulisan
Adapun
Manfaat penulisan Makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
mahasiswa memahami
jenis dan karakteristik anak berbakat yang dihadapi anak.
2.
Mahasiswa memahami
cara pengembangan bakat anak Berkebutuhan khusus
BAB II
PENGEMBANGAN BAKAT OLAHRAGA PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
PENGEMBANGAN BAKAT OLAHRAGA PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
2.1
Pengertian Anak
Berbakat
Bakat merupakan talenta untuk membangun kekuatan
pribadi anak di masa mendatang. Kesadaran akan sisi kekuatan seorang anak perlu
digali dengan bantuan orang tua. Kesadaran akan pentingnya mengembangkan sisi
kekuatan anak-anak ini tampaknya sangat disadari oleh orang tua dan pendidik
yang membimbing siswa-siswa berkebutuhan khusus dalam mengolah pengetahuan dan
ketrampilan mereka dalam bidang seni dan bidang olahraga. Beberapa pakar psikologi
memberikan pengertian tentang anak berbakat:
1.
Tannenbaum memandang
keberbakatan dari empat klasifikasi yaitu kelangkaan, keunggulan (mengacu pada
sensibilitas serta sensitivitas yang lebih tinggi), kuota (keterbatasan jumlah
individu yang memiliki keterampilan) dan anomaly
2.
Renzulli berpendapat
bahwa seseorang bisa dikatakan berbakat jika ia menunjukkan kemampuan diatas
rata-rata, melakukan hal-hal yang kreatif dan memiliki tekad dalam melaksanakan
tugasnya.
3.
Damon berpendapat
bahwa bakat sangat dibutuhkan untuk berprestasi tinggi. Namun untuk berprestasi
tinggi, bakat harus dikembangkan dengan kerja keras, keuletan serta latihan.
Menurut pakar psikologi pendidikan, Prof. Dr.
S.C. Utami Munandar, anak berbakat berbeda
dengan anak pintar. "Bakat berarti punya potensi. Sedangkan pintar bisa didapat dari tekun mempelajari sesuatu,"
jelasnya. Tapi meski tekun
namun tak berpotensi, seseorang tak akan bisa
optimal seperti halnya anak berbakat.
"Kalau anak tak berbakat musikal, misalnya.
Biar dikursuskan musik sehebat
apa pun, ya, kemampuannya sebegitu-begitu saja.
Tak akan berkembang." "Sebaliknya,
jika anak berbakat tapi lingkungannya tak
menunjang, ia pun tak akan
berkembang." Soal bakat musik tadi,
misalnya. Jika di rumah tak ada alat-alat
musik, bakatnya akan terpendam," jelas guru
besar tetap Fakultas Psikologi UI ini.
Pada anak hiperaktif, Konsentrasinya kurang
terfokus. Jadi, hanya gerak fisiknya yang aktif tapi tak menunjukkan kelincahan
intelektual. Aktivitasnya pun sering tanpa tujuan." Kendati dia suka bertanya, tapi tak berkonsentrasi
pada jawabannya. Konsentrasinya mudah buyar jika ada hal lain yang menarik
perhatiannya. Lain hal dengan anak berbakat. "Jika ia lari ke sana-sini,
pasti ada tujuannya. Jika ia tertarik pada sesuatu, ia akan duduk diam dalam
waktu yang lama, asyik sendiri mengerjakan sesuatu," hal ini menurut Ketua
Yayasan Indonesia untuk
Pendidikan dan Pengembangan Anak Berbakat ini. Menurut pendekatan yang lebih inklusif, yang dimaksud anak berbakat
adalah mereka yang tidak hanya memiliki kemampuan intelektual tinggi, tetapi
juga memiliki kemampuan kreativitas, sosial-emosional dan motivasi (gifted) dan
memiliki keunggulan dalam satu atau lebih bidang tertentu dalam musik, sastra,
olahraga dsb (talented) sehingga mereka memerlukan layanan khusus dalam
pendidikan.
2.2
Karakteristik
Anak Berbakat
Anak berbakat, perkembangan motoriknya lebih
cepat dibanding anak biasa. Entah dalam berbicara,
berjalan, maupun membaca. Misalnya, umur 9 bulan sudah bisa jalan (normalnya,
usia 12,5 bulan). Selain itu, ia juga cepat dalam memegang sesuatu dan
membedakan bentuk serta warna. Untuk kemampuan membaca, kadang anak berbakat
memperolehnya dari belajar sendiri. Yaitu
dari mengamati dan menghubung-hubungkan. Misalnya dari memperhatikan lalu-lintas, tv, atau buku. Anak
berbakat juga senang bereksplorasi atau menjajaki.
"Jadi, kalau ia mempreteli barang-barang,
bukan karena dia nakal tapi karena rasa ingin tahunya,". Tentang rasa
ingin tahu yang tinggi ini, memang pada umumnya dimiliki anak kecil. Hanya,
pada anak berbakat cara mengamatinya lebih kental dibanding anak-anak biasa.
Hal lain yang menjadi karakteristik anak berbakat ialah bicaranya bisa sangat
serius. Pertanyaannya sering menggelitik dan tak terduga. Kadang ia tak puas
dengan jawaban yang diberikan, sehingga terus berusaha mencari jawaban-jawaban
lain. Untuk memahami siswa berbakat,
dapat diidentifikasi dari karakteristik yang sering muncul dalam bnetuk
perilaku sebagai berikut:
Karakteristik belajar
·
Belajar lebih cepat
dan lebih mudah
·
Menyukai tugas dan
tantangan yang kompleks
·
Mengetahu banyak hal
dimana anak lainya tidak mengetahuinya
·
Memiliki kosa kata
yang sangat maju, dan kemampuan berbahasa sangat baik
·
Sudah dapat membaca
pada usia yang sangat awal
·
Terampil dalam
memcahkan masalah
·
Sering mengajukan
pertanyaan yang kritis dan tidak teerduga
·
Menunukkan rasa ingin
tahu yang tinggi terhadap banyak hal
Karakteristik
Motivasi
·
Persisten dalam
menyelesaikan tugas-tugas yang menjadi minatnya
·
Senang mengerjakan
tugas secara independen, hanya sedikit memerlukan pengarahan
·
Komitmen kuat pada
tugas yang dipilihnya
Karaktersitik
Kreativitas
·
Sensitif terhadap
estetika
·
Suka bereksperimen,
sering menemukan cara baru dalam mengerjakan tugas
·
Spontan dalam
mengekresikan rasa humor
·
Banyak ide ketika menghadapi
tantangan/problem
Karakteristik
Sosial-emosional:
·
Memiliki rasa percaya
diri yang kuat
·
Lebih menyukai teman
yang lebih tua usianya dan memiliki kesamaan minat
·
Cenderung
perpfeksionis
·
Mudah menyesuiakan
diri pada situasi baru
2.3
Jenis-jenis
Bakat dan Kepandaian
1. Kinetik Fisik
(Bodily Kinesthic)
Bakat dalam menggunakan badan untuk memecahkan
masalah dan mengekspresikan ide serta perasaan. Ciri-cirinya: Menonjolkah ia
dalam olahraga tertentu? Apakah ia tidak bisa duduk diam untuk waktu yang lama?
Pandaikah ia menirukan gerakan badan atau wajah orang lain? Tangkaskah ia dalam
kegiatan yang membutuhkan ketrampilan tangan, seperti origami (melipat kertas
gaya jepang), membuat pesawat dari kerta, melukis, bermain dengan tanah liat,
atau merajut? Apakah ia dapat menggunakan badannya dengan baik untuk
mengekspresikan dirinya?
2. Bahasa
(Linguistic)
Bakat untuk menggunakan kata-kata, baik oral
maupun verbal, secara efektif. Beberapa pertanyaan yang bisa membantu menetukan
apakah anak berbakat di bidang ini atau tidak. Apakah ia bisa menulis lebih
baik dari anak seusianya? Sukakah ia bercerita atau membuat lelucon? Sukakah ia
membaca buku? Apakah ia bisa mengeja lebih baik dari anak seusianya? Apakah ia
dapat mengkomunikasikan pikiran, perasaan dan idenya secara baik?
3. Logika dan
Matematis (Logical-Mathematical)
Bakat untuk mengerti dan menggunakan angka secara
efektif, termasuk mempunyai kemampuan kuat untuk mengerti logika. Ciri-cirinya:
Apakah ia tak hentinya ingin tahu bagaimana alam dan benda-benda bekerja? Apakah
ia suka bermain dengan angka? Sukakah ia akan pelajaran matematika di sekolah?
Sukakah ia bermain dengan permainan asah otak seperti catur? Sukakah ia
mengelompokkan benda-benda?
4. Musikalitas
(Musical)
Bakat untuk memahami musik melalui berbagai cara.
Dibawah ini adalah beberapa pertanyaan yang membantu untuk menentukan apakah
anak menunjukkan bakat musik yang menonjol: Pandaikah ia dalam menghafal lagu
dan menyanyikannya? Dapatkah ia bermain alat musik? Sensitifkah ia terhadap
suara-suara di sekitarnya? Apakah ia suka bersiul atau menggumam lagu?
5. Pemahaman Alam
(Naturalist Intelligence)
Mengenali dan menggolongkan dunia tumbuhan dan
binatang, termasuk dalam memahami fenomena alam. Ciri-cirinya: Sukakah ia
berceloteh mengenai binatang kesayangannya atau tempat-tempat yang disukainya?
Sukakah ia bermain di air? Apakah ia suka ke kebun binatang, taman safari atau
kebun raya? Apakah ia bermain dengan binatang peliharaannya? Apakah ia suka
mengoleksi kumbang, bunga, daun atau benda-benda alam lainnya?
2.4
kebutuhan
belajar siswa berbakat
Merujuk kepada konsep keberbakatan yang
menggunakan perspektif yang lebih inklusif dan bersifat majemuk serta
karakteritik umum yang dapat diidentifikasi maka kebutuhan belajar siswa
berbakat secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar yaitu:
1.
kebutuhan dalam
mengembangankan kemampuan intelektual dan kreatifitas,
2.
kebutuhan dalam
mengembangkan aspek sosial-emosional dan motivasi.
Oleh karena itu pembelajaran bagi siswa berbakat
seharusnya diarahkan untuk mengembangkan kedua hal tersebuat. Hal yang sering
terabaikan dalam pembelajaran termasuk pembelajar siswa berbakat dalam hal
pengembangan kreativitas dan sosial-emosional. Pembelajaran biasanya lebih
banyak mengembangkan aspek intelektual. Hal ini dapat dimaklumi karena guru
dalam melakukan pembelajaran sering terburu-buru dan kehabisan waktu untuk
mengerjar terget kurikulum. Aspek kreativitas anak jarang tersentuh. Maka
menjadi tidak mengherankan, jika pendidikan kita hanya menghasilkan siswa yang
siap untuk ujian bukan siswa kreatif yang siap mengahadapi tantangan hidup.
Strategi Pembelajaran yang Mengembangkan
Keterampilan Berpikir Kreatif Dunia membutuhkan ilmuwan kreatif yang dapat menghasilkan
solusi inovatif dalam memecahkan masalah. Disadari bahwa tidak semua siswa
berbakat akan menjadi ilmuwan, tetapi mungkin akan menjadi pengusaha, pemimpin organisasi, pemimpin perusahaan dsb. Meskipun demikian berpikir kreatif itu sangat
penting untuk semua bidang pekerjaan. Oleh karena itu sangat penting untuk
menginisiasi keterampilan berpikir kreatif ke dalam pembelajaran.
Sehubungan dengan itu proses belajar bersifat
aktif dalam menciptakan dan mencipta kembali pengetahuan melalui tindakan dalam
lingkungan, sehingga pengetahuan menjadi milik orang yang belajar. Belajar
bukan menerima pengetahuan dari guru melainkan mengkonstruksi sendiri
pengetahuan oleh yang belajar.
Siswa berbakat sering merasa bosan dalam
mengerjakan tugas-tugas karena mereka menganggap tidak relevan dan tidak ada
sesuatu yang baru yang dapat dipelajari. Oleh karena itu tugas-tugas untuk
siswa yang mempunyai kemampuan tinggi diberikan dalam bentuk project work, baik
individual project work maupun group project work, yang berhubgungan dengan pelajaran
tertentu atau tugas yang berdiri sendiri. Tugas-tugas dalam bentuk projek work
bersifat pemecahan masalah yang menantang. Tugas tidak diberikan dalam bentuk
penyelesaian soal-soal yang bersifat tradisional.
2.5
Pengembangan
bakat
Jalur Inklusi (Siswa berkebutuhan khusus) dalam
pembelajaran untuk tingkat sekolah mempertimbangakan pengembangan bakat
keistimewaan kecerdasan dan bakat istimewa.
Untuk Kategori Bakat Istimewa (BI)
Untuk Kategori Bakat Istimewa (BI)
a.
Ruang kelas Bakat
Istimewa (BI) berdiri sendiri yang khusus berisi anak-anak dengan layanan
kebutuhan khusus yang proporsional fokusnya pada pengembangan seni dan olahraga
(tidak dicampur dengan reguler) representatif.
b. Berisi minimal 16 siswa dan maksimal 24 siswa.
c. Ruang kelas hanya berisi siswa yang spesial
mempunyai Bakat Istimewa (BI) dalam bidang seni (tari, musik, lukis) dan
olahraga (Bola basket, Bola Volly, Futsal, Tenis Lapangan dll).
d. Sarana olahraga lengkap (area + fasilitas milik
sendiri) khusus bidang olahraga meliputi: Bola Basket, Bola Volly, Tenis
Lapangan, Futsal.
e. Sanggar seni lengkap khusus bidang tari (REYOG),
Teather, seni lukis dan studio musik milik sendiri.
f. Setiap event atau kompetisi di bidang olah raga
dan seni difasilitasi oleh sekolah (biaya bimbingan dan penghargaan).
Target
: Terbentuknya siswa-siswi yang mempunyai
keunggulan seni-olahraga-kesantunan prilaku dan berprestasi dalam bidang
tersebut.
2.6
Upaya untuk pengembangan bakat anak
berkebutuhan Khusus
Sekolah merupakan salah satu lembaga sosial yang
diharapkan dapat membantu anak-anak mencapai prestasi pendidikan yang baik.
Namun disamping sekolah orang tua memiliki peran yang sangat berarti dalam
mengembangkan bakat anak. Dipercaya bahwa adanya peran pengasuhan yang baik
cenderung membuka peluang lebih besar bagi anak-anak untuk mengembangkan
bakatnya sesuai dengan minat anak. Peran pola asuh keluarga yang dilandasi
kasih sayang, dan disertai pemberian stimulasi (perangsangan) yang cukup dan
sesuai dipercaya dapat melahirkan anak-anak yang berbakat.
Kerja sama antara sekolah dan orang tua sangat dibutuhkan.
Para orang tua bagi anak-anak yang berprestasi tinggi memberikan pola asuh yang
baik disertai kehangatan, selanjutnya para guru memberikan pelatihan yang baik.
Hal yang bisa dilakukan orangtua dirumah adalah sebagai berikut:
·
Patoklah
prestasi akademis yang tinggi namun realistis buat anak.
·
Tanamkanlah rasa
optimis kepada mereka bahwa mereka bisa mencapainya.
· Bicara dan bermain dengan anak, untuk
meningkatkan kemampuan komunikasi.
·
Berceritalah
mengenai berbagai peristiwa yang sedang terjadi, apa saja yang terjadi di
lingkungan sekitar. Saat berbicara mengenai rutinitas harian Anda, jelaskan apa
yang Anda lakukan dan mengapa. Doronglah anak untuk bertanya untuk Anda jawab,
atau bisa juga bantu dia untuk menjawabnya sendiri.
·
Perhatikan apa
yang mereka suka lakukan, seperti Menonjolkah ia dalam olahraga tertentu?
Apakah ia tidak bisa duduk diam untuk waktu yang lama? Pandaikah ia menirukan
gerakan badan atau wajah orang lain? Tangkaskah ia dalam kegiatan yang
membutuhkan ketrampilan tangan, seperti origami (melipat kertas gaya jepang),
membuat pesawat dari kerta, melukis, bermain dengan tanah liat, atau merajut?
Apakah ia dapat menggunakan badannya dengan baik untuk mengekspresikan dirinya?
Bantu mereka mengembangkan kesukaan itu, dan cari tahu bagaimana mereka bisa
mengikuti lomba di lingkungan sekitar atau di tingkat kota.
· Cari anggota keluarga yang bisa menjadi mentor
membantu anak mengembangkan bakat mereka.
Hal yang Harus Diwaspadai oleh Orang Tua
Hal yang Harus Diwaspadai oleh Orang Tua
Orang tua hendaknya waspada akan diri mereka
apakah mereka memberikan respon sungguh terhadap kebutuhan anak ataukah hanya
memberikan respon kepada bakat yang dimiliki anak. Tidak sedikit orang tua yang
salah dalam hal ini yaitu adakalanya orang tua menyadari anak mereka berbakat
lantas secara menggebu-gebu memaksa anakya mengikuti latihan-latihan dengan
program yang sangat ketat. Dorongan seperti ini lambat laun akan membuat anak
menyadari bahwa orang tua mereka lebih berminat pada bakat yang mereka miliki
daripada memperhatikan kesejahteraan dan kebahagiaan diri mereka selaku
anak-anaknya.
Karenanya para orang tua serta pendidik harus
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a.
Dorongan, apalagi
pemaksaan secara berlebihan pada anak dapat melunturkan motivasi anak untuk
mengembangkan bakat mereka. Anak akan merasa tertekan, sakit hati, atau
melakukan sesuatu hanya karena berharap memperoleh hadiah. Masa kecil mereka
bahkan akan hilang sebagian.
b. Pujian yang berlebihan pada anak-anak usia muda
atau menjadikan anak sebagai figur publik secara terus menerus merupakan bentuk
eksploitasi terhadap anak bahkan cendrung melunturkan semangat anak untuk
mengeksplorasi bakat mereka lebih lanjut.
c.
Pujian yang
berlebihan tanpa kendali emosi juga dapat membawa anak terbjebak ke dalam sikap
lupa diri.
d. Para orang tua yang memiliki anak-anak berbakat
hendaknya jangan terlalu berharap bahwa anak-anak tersebut kelak akan menjadi
kreator, inventor atau inovator. Seorang anak yang berbakat sebagai seorang
dokter tidak harus menjadi penemu serum tertentu tetapi dapat menjadi pelayan
kesehatan yang sangat baik bagi masyarakat.
Dengan demikian,
sebaiknya yang dapat dilakukan guru dan orang tua agar anak dapat berprestasi
dengan cara menyenangkan adalah sebagai berikut:
a. Orang tua dan guru harus menyadari bahwa setiap
anak merupakan pribadi yang unik dan berbeda satu dengan yang lain. Perbedaan
ini terjadi karena setiap anak mempunyai bakat, kemampuan, dan kebutuhan yang
berbeda.
b. Setiap anak pasti mempunyai salah satu dari
sembilan kecerdasan yang diberikan Allah SWT. Bahkan, ada juga anak yang
memiliki lebih dari satu kecerdasan. Kecerdasan itu adalah kecerdasan
linguistik, matematika-logika, ruang-visual, musik, naturalis, interpersonal,
intrapersonal, kemampuan olah tubuh, dan spiritual.
c. Membantu anak untuk mengembangkan potensi yang
dimilikinya. Misalnya potensi fisik, iman, akhlak, ibadah, emosi, sosial,
mental, dan keterampilan. Biarkan anak mengembangkannya seperti keinginannya,
sedangkan orang tua mengarahkan saja.
d. Sampaikan materi sesuai dengan kebutuhan,
perkembangan, kemampuan dan bakat anak. Materi harus yang dibutuhkan anak,
bukan yang diinginkan orang tua. Meskipun demikian, perlu diingat bahwa
perlakuan yang tepat dan materi yang sesuai tidak akan mempunyai efek yang positif
jika tidak disampaikan pada situasi yang tepat. Sampaikan materi secara
efektif, yakni dengan bermain, bernyanyi, atau bercerita. Sesekali tinggalkan
status orang tua yang melekat pada kita, misalnya berubah menjadi badut, tukang
sulap, ilmuwan, atau sahabat bagi anak kita.
e.
Yang perlu diingat,
prestasi anak bukanlah prestasi untuk orang tuanya. Prestasi itu untuk diri
anak itu sendiri. Orang tua cukup
mengarahkan dengan benar dan membantu anak dengan cara-cara yang disukai anak,
bukan dengan hukuman atau omelan yang bisa merusak hubungan harmonis anak
dengan orang tua. Keberhasilan anak tidak saja berasal dari usaha yang
dilakukan anak, tetapi juga bergantung pada orang tua dan lingkungan di
sekitarnya.
BAB III
KESIMPULAN
KESIMPULAN
Setiap anak dipercaya memiliki bakat
sendiri-sendiri. Namun bakat anak ini tidak bisa langsung terlihat begitu saja.
Karenanya orang tua harus mengenali dan memahami bakat yang dimiliki anaknya.
Dengan memahami bakat anak, akan lebih mudah dan terarah dalam
mengembangkannya.
Memahami bakat anak merupakan langkah awal dalam
membantu anak meraih masa depannya. Tetapi tahukah kita batasan-batasan tentang
keberbakatan itu sendiri dan apa tantangan yang dihadapai dalam mengarahkannya?
Apakah anak kita benar berbakat di bidang tertentu atau tidak? Apa yang orang
tua dapat lakukan untuk mengenali dan mengembangkan bakat anaknya. Dan apa yang
harus diwaspadai agar usaha yang kita lakukan tidak berbuah simalakama.
Ketika bakat anak ditemukan, orang tua seyogyanya
memberi peluang pada anak untuk mengembangkan
bakatnya. Yakni, dengan menciptakan lingkungan yang mendorong perkembangan
bakat itu. sekalipun seorang anak berbakat namun lingkungannya tak mendukung,
maka ia tak akan berkembang. "Memang anak berbakat akan belajar lebih
cepat dan melakukan segala sesuatu lebih baik ketimbang anak biasa, sehingga
tampaknya tak perlu mendapatkan perhatian khusus. Padahal tidak demikian apakah
ia berbakat atau tidak, punya hak untuk mendapatkan pendidikan yang menarik dan
menantang. Tapi karena kebutuhan, minat, dan perilaku
yang "lebih" dibanding anak lainnya, mau tak mau, anak berbakat harus mendapatkan pengarahan khusus. Hanya, jangan sampai
perlakuan khusus itu merugikan. Baik bagi si anak itu sendiri maupun anak lain.
Misalnya, orang tua sering menonjol-nonjolkan anaknya yang berbakat dibanding
anaknya yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.blogger.com/profile/02493767018199721185noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-1320083109353597586.post-62025048355845822752008-05-26T23:26:00.000-07:002008-05-26T23:30:57.348-07:00Siapa
anak berbakat itu?
http://www.answers.bakat
olahraga anak khusus\bakat olahraga anak khusus\DisplayNews.aspx.pdf
http://www1.bpkpenabur.or.id/kps-jkt/berita/200107/anak.berbakat.pdf
www.bakat olahraga anak khusus\bakat olahraga anak khusus\cetak.php.htm
www.bakat olahraga anak khusus\bakat olahraga anak khusus\cetak.php.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar